Peran Nabi Muhammad sebagai Ayah
Dikutip dari buku Jangan Sakiti Rasulullah Al-Mustafa karya H. Miftahur Rahman, Nabi Muhammad SAW menunjukkan perannya sebagai ayah untuk melindungi anaknya.
Nabi SAW memberikan contoh penghargaan kepada anak perempuannya, ketika memperlakukan Sayyidah Fatimah. Nabi SAW memanggilnya dengan sebutan "Ummu Abiha" (ibu dari bapaknya), sebagai penghormatan atas kebaktian Sayyidah Fatimah dalam berkhidmat pada ayahnya.
Jika Sayyidah Fatimah datang, Nabi SAW segera berdiri. Ia menjemput Fatimah, mengambil tangannya, dan menciumnya. (HR Tirmidzi, Sunan Abu Daud). "Fathimah belahan nyawaku. Siapa yang membuatnya marah, ia membuatku marah. Siapa yang menyakitinya, ia menyakitiku." Begitulah perkataannya di hadapan para sahabat ketika berada dalam majelis. Betapa beliau memuliakan dan sangat menyayangi anaknya.
Sebagai orang tua, mestinya memahami bahwa setiap hal yang dilakukan orang tua untuk anak-anaknya adalah penuh makna, mencerminkan kasih sayang yang mendalam dalam hati ibu dan ayah. Kasih sayang ini perlu ditunjukkan secara nyata dan dirasakan oleh anak melalui berbagai cara dari waktu ke waktu.
Rasulullah SAW juga memberikan teladan terbaik dalam mencintai putra-putrinya dan keluarganya. Beliau menunjukkan sikap sebagai seorang ayah yang lembut, penuh cinta, kasih sayang, dan belas kasih.
Rasulullah SAW tidak hanya menolong dan memperhatikan anak-anaknya, tetapi juga menjaga mereka dengan penuh perhatian. Kecintaan beliau yang mendalam ini seringkali membuat orang lain terkesan dan penasaran.
'Aisyah Ummul Mukminin RA berkata, "Ada orang Arab yang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, 'Sesungguhnya anda mencium anak-anak Anda padahal kami tidak pernah menciumi mereka?' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Apa yang dapat aku perbuat jika Allah telah mencabut kasih sayang di hatimu'?"
Dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW mencium Hasan bin Ali, sedangkan di sisinya ada al-Aqra' bin Hajis at-Tamimi. Maka berkatalah al-Aqra',
"Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak namun belum pernah aku mencium salah seorang di antara mereka." Maka Rasulullah SAW mengarahkan pandangannya kepadanya seraya bersabda, "Barang siapa yang tidak menyayang maka tidak akan disayang."
Riwayat ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah contoh utama seorang ayah yang penuh kasih sayang, yang secara aktif menunjukkan cinta dan perhatian kepada anak-anaknya.
BincangSyariah.Com- Rasulullah Saw memiliki kekhususan tersendiri dari pelbagai Rasul sebelumnya, dan keistimewaan tersebut ternyata tidak hanya berkaitan dengan diri mulia baginda Nabi Saw namun kita sebagai umatnya memiliki keistimewaan tersendiri dari umat-umat Nabi terdahulu.
Banyak sekali kekhususan yang Allah Swt anugerahkan kepada Rasulullah Saw bahkan sekalipun penyebutan nama untuk beliau, mulai nama gelar, hingga nama yang disandingkan dengan nama Allah Swt dalam Asmaul Husna. Berikut ini adalah nama-nama Nabi Muhammad Saw yang perlu kiranya kita ketahui sebagai bukti cinta cinta kepada beliau.
Pertama, Nama Gelar dan Sebutan.
Nama-nama gelar dan sebutan beliau sangat banyak sekali namun beberapa diantaranya adalah.
Adapun sumber nama-nama beliau di atas adalah Sabda beliau sendiri dalam salah satu hadist yaitu;
أنا محمد وأنا أحمد وأنا الحاشر وأنا الماحي والخاتم والعاقب.
Artinya; “Aku adalah Muhammad, Ahmad, Hasyir, Mahi, Khatim, dan Aqib.
7. Al-Amin berarti Nabi yang dapat dipercaya. Bahkan nama gelar ini beliau sandang jauh sebelum beliau diangkat menjadi Nabi, gelar ini beliau dapat karena sifat jujur beliau.
8.Musthafa berarti Nabi yang terpilih
9. Imamul Muttaqin berarti pemimpin orang-orang yang bertaqwa.
10. Abul Qasim yang berarti ayah Qasim, sebutan ini didapat karena beliau memiliki putra yang bernama Qasim, kita dilarang untuk memberikan nama tersebut untuk orang lain, meskipun persoalan ini masih ikhtilaf (berbeda pendapat) diantara para ulama.
Kedua, Nama-nama Rasulullah SAW yang sama dengan nama Allah Swt dalam Asmaul Husna. Nama-nama ini beliau peroleh karena kebaikan akhlak beliau yang selaran dengan pesan Al-Qur’an.
Sementara itu Al-Qur`an sendiri adalah wahyu Allah Swt, maka tak pelak jika Allah Swt menyebut beliau dengan beberapa nama-Nya yang juga ada dalam Asmaul Husna. Nama-nama tersebut adalah.
Ketiga, Nama-nama Rasulullah Saw dalam kitab-kitab suci.
Sebagaimana lazim diketahui bahwa kabar akan datangnya Rasulullah Saw sudah ada sejak zaman-zaman terdahulu dan bahkan tanda tanda diutusnya Rasulullah juga tertera dalam kitab-kitab suci Nabi terdahulu. Berikut ini nama-nama Rasulullah Saw dalam kitab-kitab suci.
اللهم ابعث مقيم السنة.
Artinya : “Ya Allah utuslah orang yang menjelaskan agama.
سمّيت أحيد لأنّي أحيد أمتي عن نار جهنّم يوم القيامة.
Artinya; “Aku dinamakan Ahidun karena aku menjadi tameng untuk umatku dari api neraka di hari kiamat.”
Nama-nama di atas terdapat di kitab suci Taurat. Keterangan lengkap dari nama-nama di atas dapat dibaca dalam kitab Syarah Syifa` karya Syaikh Nuruddin Al-Qori, Juz 2 hal, 649-653.
Selain itu ada nama-nama Rasulullah Saw yang terdapat di Al-Quran. yaitu
- Muhammad
- Ahmad
- Abdullah yang berarti hamba Allah
- Yasin
- Thaha, arti kedua nama tersebut tidak jelas, namun ada yang menafsiri bahwa arti Yasin adalah adalah Ya Sayyid, sedangkan Thaha ditafsirkan dengan arti Nabi yang Suci.
- Muzammil
- Mudatstsir, untuk kedua nama ini sama-sama berate orang yang berselimut.
Abdullah (bahasa Arab: عبد الله) adalah putra Nabi Muhammad saw dan Siti Khadijah sa. Kebanyakan sumber menyebutkan bahwa beliau lahir setelah Bi'tsah[1] dan dikatakan bahwa dia dijuluki dengan nama Thayyib dan Thahir.[2] Dia lahir di masa permulaan Islam dan setelah turunnya wahyu.[3] sebagian sejarawan salah memahami bahwa Thayyib dan Thahir adalah nama dari dua orang anak Nabi saw.[4] Abdullah meninggal di kota Mekah ketika masih kanak-kanak.[5]. Ada nukilan lain yang mengatakan bahwa ia lahir dan meninggal sebelum Bi'tsah [6].
Dinukil bahwa ketika ia meninggal, 'Ash bin Wail berkata: Muhammad sudah "Abtar" (Orang yang sudah terputus keturunannya) dan semua anak lelakinya meninggal. Pada saat itu juga surah Al-Kautsar diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,[7] dimana ayat yang terakhir dari surah tersebut berbunyi[catatan 1]: "Sesungguhnya musuh kamu sendiri yang tidak punya keturunan dan terputus keturunannya."[8]
Dalam kitab al-Kafi disebutkan bahwa setelah meninggalnya Abdullah, Nabi saw berkata kepada Siti Khadijah sa:
Semasa hidupnya, Nabi Muhammad SAW dikaruniai tujuh orang anak oleh Allah SWT. Ketujuh anak ini berasal dari dua istrinya, yakni istri pertama Khadijah, yang memberikan enam orang anak dan Mariyah, istri terakhirnya, yang memberikan satu orang anak.
Meski demikian, tidak semua putra dan putri Nabi Muhammad tumbuh hingga usia dewasa. Diantaranya ada yang meninggal di usia muda, bahkan masih bayi.
Berikut putra dan putri Nabi Muhammad SAW merangkum berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasulullah SAW memiliki tiga orang putra, dari Siti Khadijah dan Mariyah.
Al Qasim adalah putra pertama Nabi Muhammad dari Siti Khadijah. Qasim dilahirkan di Mekah sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi utusan Allah SWT.
Usia Qasim terbilang pendek. Berbagai literatur menyebutnya meninggal dunia di usia dua tahun.
Kisah kematian putra sulung Rasulullah ini juga diriwayatkan dalam Al-Qur'an surat Al Kautsar.
Abdullah dikenal dengan nama at-Thayyib, yang artinya 'yang baik' dan at-Thahir yang berarti 'yang suci'.
Bukan tanpa alasan sebutan ini diberikan. Pasalnya, Abdullah lahir dalam keadaan sudah Islam.
Abdullah adalah putra Rasulullah yang lahir dari Khadijah. Dia lahir di Bi'tsah setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul.
Tak berbeda dengan kakaknya, Abdullah juga wafat dalam usia muda ketika masih anak-anak.
Ibrahim adalah putra bungsu Nabi Muhammad yang dilahirkan oleh Mariyah.
Nasib Ibrahim tidak berbeda dengan kedua kakak laki-lakinya. Sekitar 17 atau 18 bulan setelah dilahirkan, Ibrahim meninggal dunia di Madinah.
Simak putra dan putri Nabi Muhammad SAW di halaman berikutnya..
Dari pernikahannya dengan Siti Khadijah, Nabi Muhammad SAW dikaruniani empat orang putri.
Zainab adalah putri pertama Nabi Muhammad dari Siti Khadijah. Setelah dewasa, Zainab menikah dengan Abu Al-Ash bin Rabi‟ bin Abdul Uzza bin Abdul Syams yang merupakan sepupunya sendiri.
Zainab menikah sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul.
Ketika Nabi Muhammad telah resmi menjadi Rasul, Zainab masuk Islam mengikuti jejak seluruh keluarganya. Namun, sang suami tetap memeluk agama jahiliyah sehingga Zainab tidak ikut hijrah ke Madinah bersama ayah dan saudari-saudarinya.
Tidak berapa lama, Zainab hijrah dari Mekah ke Madinah yang kemudian diikuti suaminya yang langsung memeluk Islam. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, sebab Zainab meninggal dunia di tahun ke-8 Hijriah.
Nama Istri Nabi Muhammad SAW, Patut untuk Diketahui!
Putri Nabi Muhammad SAW berikutnya yakni Sayyidah Zainab. Dia adalah putri tertua Nabi yang lahir pada tahun ke-30 dari kelahiran Nabi Muhammad. Dia menikah dengan Abu al-Ash bin ar-Rabi.
Dari pernikahannya itu lahir seorang anak laki-laki yang diberi nama Ali (meninggal saat usia remaja) dan Umamah—yang nanti dinikahi Sayyidina Ali bin Abi Thalib setelah Sayyidah Fathimah wafat. Zainab wafat pada 8 H.
Putri Nabi Muhammad SAW ketiga yakni Sayyidah Ruqayyah. Dia lahir pada tahun ke-33 dari kelahiran Nabi Muhammad. Ruqayyah dinikahi oleh Ustman bin Affan. Dia tidak memiliki suami lagi selain Utsman.
Dari Utsman, dia memiliki seorang anak bernama Abdullah—yang meninggal di usia empat tahun. Tercatat, dia ikut hijrah sebanyak dua kali. Ruqayyah wafat ketika ketika Nabi berada di dalam Perang Badar—riwayat lain tiga hari setelah Perang Badar.
“Indeed, those who have believed and done righteous deeds – their Lord will guide them because of their faith. Beneath them rivers will flow in the Gardens of Pleasure. Their call therein will be, ‘Exalted are You, O Allah,’ and their greeting therein will be, ‘Peace.’ And the last of their call will be, ‘Praise to Allah, Lord of the worlds!’” (From The Holy Quran)
Selain berperan sebagai utusan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW juga memiliki peran sebagai ayah. Beliau memiliki putra dan putri yang dilahirkan dari Sayyidah Khadijah dan Mariyah Al-Qibthiyah.
Nabi Muhammad SAW diketahui memiliki tujuh anak. Dari jumlah tersebut, enam anak dilahirkan oleh Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, sementara satu anak lainnya lahir dari Mariyah Al-Qibthiyah.
Hukum Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Dalilnya, Begini Menurut Ulama
Dalam Kitab Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin karya Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari sebagaimana dilansir dari laman ponpes tebuireng, semua putra-putri Nabi SAW telah wafat sebelum intiqal (wafatnya) Nabi SAW. Kecuali Sayyidah Fathimah yang masih hidup selama enam bulan, setelah intiqalnya Nabi SAW. Berikut penjelasan singkat mengenai putra-putri Nabi SAW dilansir dari laman NU Online.
Ruqayyah binti Rasulullah
Ilustrasi. Ruqayyah merupakan salah satu putri Rasulullah SAW yang meninggal dunia saat Perang Badar. (CNNIndonesia/Astari Kusumawardhani)
Ruqayyah radhiallahu 'anha menikah dengan sahabat Nabi Muhammad, yang mulia Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu.
Ruqayyah mengikuti jejak ayah dan suaminya melakukan hijrah. Namun, dia terserang demam dan meninggal dunia, tepat setelah Perang Badar berakhir.
Ummu Kultsum juga merupakan anak dari Siti Khadijah yang dilahirkan enam tahun sebelum Nabi Muhammad diangkat sebagai Rasul.
Ummu Kultsum menikah dengan Utbah bin Abu Lahab yang menceraikannya bahkan sebelum menyentuh Ummu Kultsum. Setelah itu, ia dinikahi Utsman bin Affan pada tahun ke-3 Hijriah.
Fatimah juga merupakan putri dari Khadijah yang lahir di Mekah jauh sebelum Nabi Muhammad melakukan hijrah. Fatimah juga merupakan salah satu anak Rasulullah yang menjadi teladan banyak orang.
Fatimah adalah putri bungsu yang dinikahkan dengan salah satu sahabat nabi, Ali Bin Abi Thalib.
Banyak orang meneladani sifat sabar yang dimiliki Fatimah. Hidup serba susah bersama sang suami tak membuat Fatimah patah arang. Berbagai julukan pun didapatkannya.
Fatimah wafat pada bulan Ramadan tahun ke-11 Hijriah, atau enam bulan setelah Nabi Muhammad wafat.
Nabi Muhammad saw memiliki empat anak perempuan yang ibunya adalah Siti Khadijah sa:
Beberapa peneliti termasuk Sayid Jakfar Murtadha percaya bahwa anak-anak perempuan ini adalah keponakan Siti Khadijah sa yang dianggap sebagai anak tiri Nabi Muhammad saw.[3]
Sebagian besar sumber sejarah menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw memiliki tiga putra: Qasim, Abdullah dan Ibrahim. Ada beberapa sumber menyatakan bahwa Thayyib dan Thahir juga adalah putra-putra Nabi Muhammad saw.[5] Namun beberapa sumber lagi menolak Thayyib dan Thahir sebagai putra Nabi saw dan menganggap bahwa kedua nama tersebut adalah gelarnya Abdullah.[6] ketiga putra Nabi saw meninggal di usia muda.[7] Setelah wafatnya Abdullah[8] dan menurut nukilan yang lain bahwa setelah wafatnya Qasim,[9] Ash bin Wa'il menyebut Nabi Muhammad saw sebagai "Abtar" (Orang yang terputus keturunannya) karena ia tidak memiliki anak laki-laki dan karena hal tersebut, Surah al-Kautsar diturunkan.
Menurut sumber-sumber sejarah terdapat kesepakatan bahwa Ibrahim sebagai putra Mariyah al-Qibthiyah adalah anak terakhir Nabi saw, tetapi mengenai anak-anak Siti Khadijah sa terdapat perbedaan pandangan dan ada berbagai laporan tentang usia anak-anak Siti Khadijah sa. Dikatakan bahwa mereka dilahirkan di salah satu urutan berikut ini: Qasim, Zainab, Abdullah, Ummu Kultsum, Fatimah dan Ruqayyah[10] Zainab, Qasim, Ummu Kultsum, Fatimah, Ruqayyah dan Abdullah[11] Qasim, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kultsum, Abdullah[12] Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah. [13]
Jakarta, IDN Times - Rasulullah SAW memiliki tujuh anak. Dari istri pertamanya, Siti Khadijah, punya enam anak. Sementara, seorang anak lagi dari istri kesebelas, Mariyah al-Qibthiyah, yang merupakan budaknya.
Nabi Muhammad SAW tidak memiliki anak dari istri-istri yang lain, kecuali dari Khadijah dan Mariyah.
Mengutip buku Putra Putri Rasulullah karya al-Hafidz Abdul Ghani bin Abdul Wahid al-Maqdisy, Rasulullah memiliki tiga anak laki-laki dan empat anak perempuan. Mereka merupakan anak-anak yang tampan, cantik, berbakti kepada orang tua, dan memiliki nama-nama yang baik.
Baca Juga: Kisah Abu Bakar, Sahabat Nabi yang Dikenal Jujur dan Dermawan
Kumpulan Ayat Alquran tentang Maulid Nabi, Lengkap dengan Penjelasannya
Dilansir dari Buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas III MI, Nabi Muhammad SAW menikah dengan Sayyidah Khadijah radhiyallahu'anha yang pada waktu itu berumur 40 tahun. Sedangkan Nabi Muhammad SAW berusia 25 tahun.
Dalam perkawinannya, Nabi dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qāsim, Abdullāh, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kulṡum dan Fāṭimah. Semua anak laki-laki Nabi wafat waktu masih kecil dan anak perempuannya yang masih hidup sampai Nabi wafat adalah Faṭimah.
Putra-Putri Nabi Muhammad
Dikutip dari buku Hidup bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam karya Daeng Naja, berikut putra-putri Nabi Muhammad SAW:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qasim lahir di Makkah sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi nabi. Kelahiran Qasim ini membuat Nabi Muhammad SAW dijuluki Abu Qasim atau 'Bapaknya Qasim'. Namun, Qasim meninggal pada usia 2 tahun.
Anak kedua Rasulullah SAW adalah Sayyidah Zainab binti Muhammad. Putri Rasulullah SAW ini dinikahkan dengan sahabat Abu Al Ash bin Ar Rabi, yang kemudian dikaruniai dua anak bernama Ali dan Umamah.
Abu Al Ash bin Ar Rabi mengucap dua kalimat syahadat dan mengikuti agama istri dan mertuanya dan pindah ke Madinah. Sayyidah Zainab kemudian meninggal dunia pada 8 Hijriah meninggalkan suami dan anaknya.
Nabi Muhammad SAW kemudian dikaruniai anak ketiga, yaitu Sayyidah Ruqayyah binti Muhammad. Sayyidah Ruqayyah dinikahkan dengan sahabatnya, Utsman bin Affan, dan dari pernikahan tersebut lahirlah seorang putra bernama Abdullah.
Ketika tinggal di Madinah, mereka menghadapi ujian dengan wafatnya putra tunggal mereka pada usia 6 tahun. Tidak lama kemudian, Sayyidah Ruqayyah sakit dan dikabarkan meninggal dunia ketika Rasulullah SAW sedang berada di medan Perang Badar.
Anak keempat Nabi Muhammad SAW adalah Ummu Kultsum. Ummu Kultsum menikah dengan Utbah bin Abu Lahab, namun Utbah menceraikannya sebelum mereka sempat hidup bersama.
Setelah itu, Ummu Kultsum menikah dengan Utsman bin Affan setelah istri Utsman, Ruqayyah, meninggal dunia. Ummu Kultsum, putri keempat Rasulullah SAW dari Siti Khadijah, meninggal pada 9 Hijriah.
Putri Nabi Muhammad SAW yang paling terkenal dan sering kita dengar dalam berbagai riwayat adalah Sayyidah Fatimah Az Zahra. Sayyidah Fatimah adalah anak kelima Nabi Muhammad SAW dan putri yang sangat beliau cintai. Ia lahir lima tahun sebelum Rasulullah SAW menerima wahyu pertama.
Sayyidah Fatimah kemudian dinikahkan dengan Ali bin Abi Thalib RA, dan dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai lima orang cucu untuk Rasulullah SAW, yaitu Hasan, Husein, Zainab, Ummu Kultsum, dan Muhassin.
Putra terakhir Nabi Muhammad SAW dari Siti Khadijah adalah Abdullah. Abdullah lahir setelah Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai rasul, dia lahir di masa permulaan Islam setelah turunnya wahyu. Namun, Abdullah meninggal di Kota Makkah ketika dia masuk kanak-kanak
Nabi Muhammad SAW juga memiliki putra dari istrinya, Mariyah Al Qibthiyah. Keturunan beliau yang juga menjadi putra bungsunya ini bernama Ibrahim.
Ibrahim lahir pada 8 Hijriah di Madinah. Sayangnya, Ibrahim meninggal dunia ketika usianya baru mencapai 17 atau 18 bulan. Dia wafat pada 10 Hijriah. Rasulullah SAW pun sangat bersedih dengan kepergiannya.
Putra Putri Nabi Muhammad SAW
Putra Nabi Muhammad SAW pertama adalah Sayyidina Al Qasim. Dia lahir sebelum Nabi SAW diangkat menjadi nabi. Karena Qasim adalah anak tertua, maka Nabi diberi julukan Abu Qasim. Dia hanya hidup selama beberapa hari saja.
Putra Rasulullah SAW: Al-Qasim, Abdullah, dan Ibrahim
Al-Qasim merupakan anak sulung Nabi Muhammad SAW dengan Siti Khadijah. Qasim lahir di Makkah, sebelum Muhammad diangkat menjadi Nabi.
Qasim wafat di Makkah saat berusia dua tahun. Menurut Qatadah, al-Qasim meninggal ketika ia sudah bisa berjalan.
Kemudian, Abdullah, putra kedua Nabi Muhammad SAW dari Siti Khadijah. Karena Abdullah lahir sesudah Islam, ia biasa disebut juga at-Thayyib (yang baik) dan at-Thahir (yang suci).
Putra ketiga, Ibrahim adalah anak bungsu Nabi Muhammad SAW dari Mariyah al-Qibthiyah. Ibrahim hidup lebih lama selama 1,5 tahun dibandingkan dengan Qasim dan Abdullah.
Ibrahim lahir dan wafat di Kota Madinah, tahun sepuluh hijriah pada usia tujuh belas atau delapan belas bulan.
Selain tiga putra, Rasulullah SAW juga memiliki empat putri. Putri tertua Nabi dengan Siti Khadijah bernama Zainab. Dia menikah dengan Abu Al-Ash bin Rabi bin Abdul Uzza bin Abdul Syams, sepupu Zainab, karena ibunya adalah Hala binti Khuwailid (saudara dari Khadijah binti Khuwailid).
Zainab mempunyai anak bernama Ali yang wafat waktu kecil dan Umamah yang digendong Nabi waktu salat, dan setelah dewasa menikah dengan Ali bin AbiThalib setelah Fatimah wafat.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Semasa hidup ibundanya, sang putri yang menawan ini disunting seorang pemuda bernama Abul' Ash bin Ar-Rabi ' bin 'Abdil 'Uzza bin 'Abdisy Syams bin 'Abdi Manaf bin Qushay Al-Qurasyi. ia merupakan putra Halah binti Khuwailid, saudara perempuan Khadijah. Ketika itulah Khadijah menghadiahkan seuntai kalung untuk penganti putrinya. Pernikahan ini melahirkan dua putra putri Abul Ash, yaitu Umamah dan Ali.
Fatimah dilahirkan di Makkah pada 20 Jumadil Akhir, 18 tahun sebelum Nabi Muhammad hijrah. Fatimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib. Saat itu usia Ali bin Abi Thalib 21 tahun 5 bulan, sementara Fatimah menginjak 15 tahun 6,5 bulan.
Sebelumnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah berniat meminang Fatimah, begitu juga dengan Umar bin Al Khatab. Namun Rasulullah SAW tidak menyambut pinangan mereka berdua dan menolaknya secara halus.
Dari pernikahan Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib melahirkan Hasan Husain, Muhassin yang wafat waktu kecil, Ummu Kultsum yang menikah dengan Umar bin Khattab, dan Zainab yang menikah dengan Abdullah bin Ja'far bin Abi Thalib.
Sebelum sang ayah diangkat sebagai nabi Allah, Ruqayyah disunting seorang pemuda bernama Utbah, putra Abu Lahab bin Abdul Muthalib. Pernikahan ini tidak berjalan lama. Semua berawal dengan diangkatnya Muhammad SAW sebagai nabi, menyusul kemudian surat Al-Lahab dan istrinya, Ummu Jamil, menjadi berang. Ia berkata kepada putranya "haram" jika kalian tidak menceraikan putri Muhammad.
Allah SWT memberikan ganti yang jauh lebih baik. Ruqayyah menikah dengan seorang sahabat mulia, Ustman bin Affan. Ia meninggal di pangkuan Ustman. Ruqayyah memiliki seorang putra bernama Abdullah, sehingga Ustman dipanggil dengan Abu Abdullah.
Baca Juga: Kisah Ali bin Abi Thalib, Juru Tulis Nabi Berjuluk Gerbang Pengetahuan
Kisah Ummu Kultsum sama halnya dengan Ruqayyah. Ummu dilahirkan enam tahun sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai Nabi. Ummu kemudian dinikahi Utbah bin Abu Lahab, namun kemudian diceraikan karena perkataan sang ibu kepada Utbah bin Abu Lahab, bahkan sebelum Ummu Kultsum disentuhnya.
Allah SWT juga telah memilihkan yang lebih baik dari semuanya. Rasulullah SAW meminang Hafshah untuk dirinya, dan menikahkan Utsman bin Affan dengan putrinya, Ummu Kultsum. Peristiwa ini berlangsung pada Rabiul Awwal tahun ketiga setelah Nabi hijrah ke Madinah.
JAKARTA, iNews.id - Nama putra putri Nabi Muhammad SAW harus muslim ketahui sebagai salah satu bentuk kecintaan kepada Rasulullah dan keluarganya. Momentum Maulid Nabi SAW ini merupakan waktu yang tepat untuk menambah kecintaan kepada Nabi SAW dan keluarganya.
Nabi Muhammad SAW dikarunia 7 anak terdiri atas 3 putra dan 4 putri. Semua putra dan putri Nabi SAW merupakan hasil pernikahannya dengan Sayyidah Khadijah radhiyallahuanha, kecuali Sayyidina Ibrahim radhiyallahuanhu yang terlahir dari Sayyidah Mariyah Al Qibtiyah.